Aku Rindu

Pohon. Diatasnya lah aku merasa nyaman. Benar-benar merasakan sejuknya angin pedesaan. Cukup dengan memanjatnya, hanya beberapa meter di atas permukaan tanah, serasa di atas menara yang tingginya berpuluh-puluh meter. Itulah salah satu hobiku. Aku suka memanjat pohon, tapi aku bukan tomboy.

Emang nggak sopan sih, anak perempuan manjat pohon. Karena mereka yang bilang seperti itu tidak merasakan nyamannya di atas pohon. Makanya aku paling benci kalau lagi musim ulat bulu, pasti semua pohon ada ulatnya. Dan itu membuatku nggak bisa ngrasain dahan ranting dan dedaunan yang menyejukkan.

Yaa, karena aku tinggal di desa yang kebetulan rumahku di dekat persawahan. Di sana banyak pohon yang nyaman untuk dipanjat. Karena di persawahan, tentu anginnya sejuk banget. Kenyamanan yang ditambah dengan pemandangan hijau itu ampuh banget buat menghilangkan kegalauan dan kesuwungan. “Lho, bukannya malah tambah suwung di atas pohon sendirian?”. Enggak tuh. Aku merasakan kesuwungan itu hilang setelah berada beberapa meter di atas permukaan tanah.

Aku rindu masa-masa itu. Masa-masa kerjaanku cuma bermain dari pohon sana ke pohon sini. Kayak monyet aja... Aku juga rindu bermain-main di persawahan, bermain layang-layang di sana sehabis panen. Mencari ikan di sungai kecil sana. Berlarian di pematang sawah. Mencari keong di sela-sela tanaman padi. Bermain dengan rumput-rumput yang tak pernah berhenti bergoyang. Berbagi cerita dengan teman sepermainan di atas pematang atau di bibir sungai kecil di antara ilalang yang tak pernah berhenti bergoyang juga. Menikmati alam tanpa polusi di atas pohon petai cina. Mengerjakan PR di atas gubuk kecil di tengah sawah. Mencari jangkrik di sela-sela rumput dan tanah liat yang kering. Berbasahan karena embun di pagi hari. Semua itu membuatku rindu. Rindu dengan padi-padinya, lumpurnya, rumput-rumputnya, ilalangnya, pematang sempitnya, sungai kecilnya, sejuk anginnya, dan pohon-pohon yang biasa aku panjat.

Tapi sekarang, aku di sini. Di kota yang tak bisa aku temui semua itu. Tak bisa aku temukan mainanku yang dulu. Yang aku temui hanya buku pelajaran, trotoar jalan itu, kampus tua itu, gedung-gedung itu, dan angin panas itu. Mungkin aku akan sedikit lebih nyaman melihat satu saja rumpul ilalang di sini. Atau sejenak saja berada di atas pohon. Karena aku rindu pohon. Semoga pohon-pohon di sana juga merindukanku.

0 comments:

Post a Comment

My Instagram