Sebuah piano
di pojok ruang tamu dengan merdu dimainkan oleh Ryu, gadis kelahiran Semarang
pemilik nama lengkap Nedaryu Argentum dengan otak kanan lebih dominan. Jika kau
setidaknya 24 jam berada di rumahnya, pasti akan kau dengar setidaknya satu
musik klasik dimainkan dengan lancar.
Hingga pada saat
Ryu memainkan
Fur Elise, belum rampung musik klasik paling populer itu ia lagukan, getar
ponsel menghentikan permainannya. Panggilan masuk dari private number. “Halo?” tidak ada jawaban, si penelpon mengakhiri
panggilan. “Siapa sih? Iseng banget.” Tidak peduli, Ryu melanjutkan nada yang
tadi terpotong. Baru beberapa not, nada terpotong lagi. Sama, gara-gara
panggilan masuk dari orang iseng, mungkin. “Iya, halo?” Masih tidak ada
jawaban.
Untuk
ketiga kalinya panggilan dari private
number. “Halo? Iseng banget sih.” Untuk pertama kalinya jawaban dari si
penelepon, dengan suara lirih tapi mengancam, “Mati kau. Pecahkan kode atau
mati.” Entah dari mana, ia merasakan keseriusan si penelepon. Seketika
genggaman Ryu meregang. Ponsel hampir terjatuh. Fur Elise tidak rampung.
#
“Guys,
cepet ke sini, aku diteror.”
#
Sedang asyik
menikmati makanan di food court DP
mall, Clair dikejutkan oleh telepon dari Ryu. “Apa? Kamu diteror? Kamu diteror
sama siapa? Terus kita harus gimana? Aduh duh duh, ya udah kamu di situ dulu
ya, aku segera ke sana. Pokoknya kamu jangan mati dulu” Rentetan entah mantra
atau apa seringkali keluar dari mulutnya. Karena memang sifatnya yang mudah
panik, ditambah gaya bicaranya yang sangat cepat. Bagusnya, Melodia Clarissa
menguasai puluhan bahasa.
#
“Bentar-bentar,
aku terawang dulu,” Sannita Syair, akrab dipanggil Sanni, gadis dengan kekuatan
magis yang gaya menerawangnya agak aneh. Kekuatan magisnya juga
setengah-setengah, maklum jarang dilatih.
“Aduh, nggak
bisa nerawang nih. Oke, aku ke sana sekarang.”
#
Ia sedang
bermain di Game Fantasia ketika ditelpon Ryu. “Masa? Ya udah aku ke
sana.”
Andra memang
memiliki ekspresi datar. Apalagi saat asik dengan gadget. Namun bukan berarti ia
tidak peduli. Gadis dengan nama lengkap Aurum Cassandra ini memang pecinta
teknologi.
#
Elisa Ansori
dengan panggilan Lisa suka menjelajah informasi tentang segala hal. Rasa ingin
tahu dan sikap sok tahunya terkadang mengusik orang di sekitarnya.
Ponselnya
berdering oleh panggilan dari Ryu ketika ia sedang membaca buku tentang Ibnu
Sina. “Kamu diteror? Jangan-jangan itu berita di TV kemarin. Ok, aku
bakal ke sana. Oh ya, rumahmu itu di Tembalang bukan? Oh iya ding, di Banyumanik.” Memang sok tahu.
#
“Udah, yang
penting kamu tenang dulu. Tunggu aku, aku ke sana sekarang.” Jawab Abbi melalui
ponselnya seketika ia baru sampai rumah. Friska Abbiraya memang memiliki
karakter lembut, bijak, ramah, tenang.
#
Manoel
Timothy, sedang asyik membaca National Geographic ketika ditelpon Ryu. “Apa?
Diteror? Ok, ntar aku ke sana abis baca buku ini.”
Laki-laki
yang akrab dipanggil Noel ini gemar membaca, sehingga wawasannya luas dan
mampu memecahkan berbagai masalah. Namun, ketika sedang membaca cueknya minta
ampun. Tahu temannya diteror saja disempatkan menyelesaikan bukunya dulu.
#
Dengan nada
santai, Tyas menjawab telepon dari Ryu yang tampaknya mengganggu belajarnya, “Oh,
kamu diteror... Dapet dari mana? Di pasar apa swalayan? Yang ungu atau yang
ijo?”
“Teror, Tyas.
Bukan terong.”
“Oh, teror... Ha???
Kok baru bilang sekarang sih? Ya udah, aku ke sana.”
Pandai dalam
matematika, sangat cepat dalam berhitung, namun agak ‘telmi’, begitulah
karakter gadis dengan nama lengkap Tyas Scadina ini.
#
Rumah Ryu
Minggu, 31 Maret 2013
“Makasih ya, kalian semua udah pada dateng. Aku takut
nih.” Ryu muncul dari dapur dan menyuguhkan minuman pada teman-temannya. Abbi si bijak langsung menenangkannya.
Suara percikan air mancur kolam di halaman depan menjadi backsound yang kurang sesuai dengan suasana tegang
mereka. Hingga ketegangan dalam hening itu dirusak oleh Lisa, “Ayah kamu punya
musuh di perusahaan nggak? Atau ada cowok yang abis kamu tolak? Terus bales dendam
gitu. Ihh, kayak sinetron deh.”
“Lisa, cukup!”
Sahut Noel.
Ryu baru
kepikiran kalau tadi ia mendapat pesan singkat dari nomer tak dikenal, “Oh iya,
temen-temen, tadi aku dapet SMS. Nggak tahu nih, isinya aneh banget. Aku nggak
ngerti maksudnya. Coba deh, kalian baca.”
Ryu
menyodorkan ponselnya, semua mendekat. Serentak mereka baca isi pesan singkat
tersebut, “Hari terpanjang di London, kedua tangan menengadah ke atas.”
“Gila nih
orang, kok malah ngasih tebak-tebakan sih.” Kata Tyas dengan gaya ‘telmi’nya.
Noel
menimpali, “Itu bukan tebak-tebakan, Tyas. Nggak salah lagi, itu kodenya!”
Bersambung
0 comments:
Post a Comment