Hari ini

Serius, beneran, nggak bohong. Aku nggak tahu ini hari apa. Ini sudah biasa, kalau beberapa hari nggak sekolah aku emang selalu lupa hari. Bukan, sekolahku nggak libur, tapi aku yang meliburkan diri. Perlu ditegasin, meliburkan diri, bukan bolos, ok!
Walaupun lupa hari, karena kehebohan di mana-mana, aku nggak lupa kalau hari ini tanggal 12 Desember 2012. Di mana semua orang, atau hampir semua orang heboh soal hari ini.
Spesial? Cuma hari bulan tahun yang menurutku unik, karena cuma terjadi sekali sepanjang dunia mulai diciptakan hingga hancur. Tapi nggak ada yang spesial hari ini, atau cuma aku yang nganggep ini.
Beda sama Desu (Desy) yang hari ini ulang tahun. Beruntungnya Desu dilahirin 12 Desember, di mana pada sweet seventeen-nya orang-orang hebot soal hari ulang tahunnya. Jujur aku ngiri. Haruskah nunggu 44 tahun lagi agar aku ulang tahun pada 5656, atau 53 tahun lagi agar ulang tahunku polindrom 5665... baiklah, orang dilahirin kapan itu takdir.
Nggak cuma Desu, aku yakin banyak yang ngelewatin hal-hal spesial hari ini. Jadian mungkin, atau menikah. Mungkin juga ada yang galau gara-gara ditolak.
Jadi, selamat ulang tahun buat Desu dan yang hari ini ulang tahun.
Selamat jadian, selamat menempuh hidup baru. Dan, poor you yang ditolak.
Seketika saat nulis tulisan ini, kepikiran huruf ke-12 dari huruf hijaiyah, sin. Jelas kepikiran juga kata ‘dosa’. Astaghfirullah... sudah lah, lupakan, jadi horor ntar malahan.
Ngomong-ngomong soal horor, di 121212 ini aku sempet iseng jepret-jepret belakang rumahku yang aku sendiri nggak berani sendirian di sana. Serius. Di sana banyak nyamuk. Dan horor. Pernah dulu, aku lupa umur berapa, adekku masih kecil. Kami cuma berdua main di belakang rumah, sepi, nggak ada orang, cuma lewat pun orang nggak ada. Entah karena apa atau melihat apa, adekku, dengan muka yang sama sekali nggak ketakutan, bilang yang intinya dia melihat sesuatu yang hitam, besar, berdiri, rambut gimbal. Awalnya aku nyante aja, karena adekku juga nggak ketakutan, tapi akhirnya aku sadar kalau kami cuma berdua. Aku lihat sekeliling, nggak ada siapa-siapa, atau nggak ada apa-apa. Bulu kuduk mulai butuh kursi. Akhirnya kami lari ke depan rumah dan aku tanya lagi sama adekku apa yang dilihatnya. Dan aku nggak bisa menyimpulkan apa itu. Kata orang, anak kecil bisa melihat sesuatu yang nggak bisa dilihat orang dewasa umumnya. Itu makin membuatku takut. Beneran, ini nggak mengada-ada. Kalaupun mengada-ada, adekku yang bertanggung jawab.
Nggak kalah horornya sama beberapa tahun lalu, inilah eksterior belakang rumahku saat ini. Siap kamera berharap mendapat sesuatu, tapi kembali dengan tangan kosong.

Beneran nggak ada apa-apa kan?

Udah, nggak usah heran sama tulisan tersesat yang awalnya ngebahas hari spesial jadi horor ini.

0 comments:

Post a Comment

My Instagram