Live in Hari Pertama Part II

Lanjutan dari tulisan sebelumnya , biar blog ku nggak suwung-suwung amat. Cekidot >>

Di kamar kami tergantung kalender SMK 5 Kendal tahun 2012. Aku langsung mikir bahwa Pak Parman punya anak yang sekolah di sana. Di meja juga terdapat tumpukan buku tulis, iseng aku buka buku itu ternyata milik Rudy Aryanto. Nah, kesimpulanku, kamar ini adalah milik anaknya Pak Parman yang sekolah di SMK 5 Kendal. Cowok!!
Ooh.. nggak apa-apa. Anaknya Pak Parman itu sedang PKL di Pati, jadi tidak ada di rumah. Lega. Apa? Pati? Itu kota asalku. #yeah so?
Adikku, anaknya Pak Parman yang kecil, Kiki namanya. Awalnya dia agakpemalu. Pas kami di rumah, di situ ada anak kecil lagi. Linda dan Lala. Walaupun mereka masih kecil, tapi mereka supel, udah pinter ngomong, terutama Linda.
Ini mereka, dari kiri: Linda, aku, Kiki, Lala

Lanjut... keadaan rumah. Dindingnya tembok tapi belum dikuliti jadi batu batanya masih kelihatan. Lantainya ubin. Dingin banget di telapak kaki, sumpah! Di tuang tengah ada TV kecil layar cembung. Tentang dapur... tanah, tungku. Mereka masih menggunakan tungku. Di samping dapur ada kandang ayam. So, banyak eek ayam berserakan. Di samping kandang ayam, nah ini nih yang paling mengenaskan, kamar mandi. Tidak salah kalau dibilang luas, memang luas. Dan kalian tau? Banyak celah yang sangat mungkin untuk mengintip dengan jelas. Mereka, kami, menggunakan ember sebagai bak mandi, dengan gayung pecah. Jika kita mengambil air dengan gayung itu, tanpa menumpahkannya, aku jamin beberapa detik airnya sudah habis. Kamar mandi yang lantainya masih bebatuan bahkan tanah. Yang paling parah dan mengenaskan bagiku dan Ucik adalah... tidak ada closet, so buang air besar di kali kecil deket rumah. WHAT!! Untungnya sampai saat aku menulis catatan ini belum sempat kebelet poop. Entah nanti... bisa nggak, orang tidak buang air besar dalam 4 hari?
Dingin. Airnya dingin. Udaranya dingin. Beda jauh dengan tempat aku tinggal. Tapi inilah LIVE IN sejati. Pasti akan banyak pelajaran yang tidak akan pernah kami dapatkan di dalam kelas.
Kami makan malam sehabis maghrib. Terhidang nasi, tempe, telur, sayur, dan PETE! Aku Cuma ngambil nasi dan telur, begitu juga Ucik.

Nisa, diriku yang tersayang.. ingat ya.. kamu itu asli desa dan baru beberapa bulan tinggal di kota, jadi jangan sok! Desa ketemu desa, biasa aja dong...!

0 comments:

Post a Comment

My Instagram