Pemuda (sulit) Jatuh Cinta



Pada suatu jaman, ada seorang pemuda tampan yang sulit jatuh cinta. Di jamannya, pemuda-pemudi seusianya sudah selayaknya memiliki pasangan. Karena itulah pemuda sulit jatuh cinta tersebut gelisah. Bukan karena tidak ada gadis yang mau menerimanya, tapi tidak ada yang mampu menjatuhkan hatinya.
Pemuda sulit jatuh cinta tersebut seringkali berpikir dirinya tidak normal. Tapi, ia juga tidak tertarik pada laki-laki. Ia benar-benar ingin merasakan jatuh cinta yang katanya indah tapi menyakitkan. Mungkin hatinya terlalu kuat terikat di dadanya sehingga sulit untuk jatuh.
Sama sekali bahteranya tak pernah berlabuh. Diam bukan di dermaga, melainkan di tengah samudra. Tak ada angin yang melayarkan. Ia tak tahu tempat berlabuh. Dan ia sangat menginginkan dermaga. Dermaga yang bisa menjatuhkan hatinya.
Akhirnya pemuda sulit jatuh cinta tersebut memutuskan untuk mengembara. Ia ingin mencari gadis, dermaga untuk menambatkan bahteranya. Dari satu pemukiman ke pemukiman lain ia mengembara. Namun, di pemukiman pertama tidak ia temukan, begitupun pemukiman kedua yang ia datangi, sampe pemukiman kesekian. Hanya ada gadis-gadis yang jatuh cinta padanya, bukan gadis yang membuatnya jatuh cinta.
Dari pemukiman kesekian menuju pemukiman berikutnya ia harus melewati sebuah hutan. Di tengah hutan ia menemukan pemukiman lagi, oh bukan, hanya sebuah rumah. Penasaran, ia datangi rumah tersebut, siapa tahu penghuninya bisa membantu karena bekal mengembaranya tinggal sedikit.
Belum sempat ia mengetuk pintu, si penghuni sudah membuka pintu, kaget. Jelas si penghuni kaget karena setelah sekian lama tinggal di tengah hutan yang sunyi, tiba-tiba muncul orang asing di depan rumahnya.
“Siapa kamu?” si penghuni yang adalah gadis dengan rambut dikepang dua, bertanya dengan menyelidik.
“Rasanya hatiku jatuh.” Pemuda sulit jatuh cinta menggumam.
“Apa?”
“Oh, tidak. Aku sedang mengembara dan tiba-tiba menemukan rumah di tengah hutan. Aku pikir penghuninya adalah kurcaci atau penyihir jahat. Ternyata bidada.....”
“Ya, saya manusia biasa.” Gadis kepang dua langsung menyahut.
“Jadi boleh aku singgah dulu barang sebentar? Aku merasa sedikit lelah.”
“Tentu.”
Akhirnya mereka berdua bercakap-cakap setelah gadis kepang dua membuatkan wedang jahe dan ubi rebus. Mereka saling bercerita tentang. Tak disangka belum sampai satu jam bertemu mereka sudah cukup akrab.
Pemuda yang sulit jatuh cinta, kini hatinya sudah jatuh. Oh, bukan jatuh, mungkin terjun bebas.
Pemuda sulit jatuh cinta sedang jatuh cinta. Ia tak ingin melanjutkan pengembaraannya. Ia sudah menemukan dermaga dan ingin segera melabuhkan bahteranya. Kini pemuda sulit jatuh cinta tersebut adalah pemuda jatuh cinta. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama.
Karena sudah hampir malam pemuda sedang jatuh cinta meminta ijin untuk bermalam. Gadis kepang dua mengijinkan asal ia bersedia tidur hanya beralas tikar. Si pemuda menyetujui.
Bagaimanapun, pemuda jatuh cinta tersebut harus menyatakan cinta. Kalau tidak, ia harus meninggalkan hutan tersebut karena tidak ada alasan untuk bermalam lagi, sedangkan ia yakin di hutan itulah dermaganya.
Keesokan harinya, pemuda jatuh cinta sudah memantapkan hatinya.
“Mau lanjut mengembara kapan?” tanya gadis kepang dua menghampiri pemuda jatuh cinta yang duduk di teras.
“Tidak, aku sudah menemukan yang kucari.”
“Apa maksud kamu?”
“Ya, aku mengembara untuk mencari gadis yang ditakdirkan akan bersamaku. Dan tak kusangka, aku menemukannya di tengah hutan.”
“Secepat itu kau....”
“Kau tahu, aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Itu artinya hatiku masih utuh,” Pemuda jatuh cinta melanjutkan, “dan kau bisa bisa mengambil yang masih utuh ini. Siapapun kau, gadis asing.”
“Huh, aku tak pernah percaya dengan rayuan.” Gadis itu menyahut.
“Kau minta apa? Dan katakan bagaimana cara membuktikan keutuhan cintaku ini!”
“Hum... Tunggu sebentar,”
Gadis kepang dua beranjak masuk ke dalam rumahnya. Tak berapa lama, ia kembali dengan sebuah belati di tangan kanannya. Pemuda jatuh cinta kaget.
“Untuk apa pisau itu?” ia bertanya.
“Untuk membunuh.”



Berlanjut.

2 comments

My Instagram