Ku Kira
Ku kira,
Hidup ini indah
Hidup mudah
Ku kira,
Aku pasti bisa
Menjawab semua tanya
Namun,
Apa yang sebenarnya berlaku
Itu semua tak seperti itu
Tak seperti yang ku tahu
Ternyata,
Hidup ini perlu tujuan
Apa yang terjadi di masa depan
(Sengaja tulisannya kecil biar pada males baca)
Seperti
itulah sosok puisi ciptaan saya bertahun-tahun yang lalu.
Dua
hari terakhir kampung halamanku diguyur hujan dan gerimis all day long. Makanya
hari ini yang rencananya mau ke pantai lagi, batal begitu saja. Lalu apa yang
bisa aku lakukan di rumah sementara di luar basah? Ndomblong depan tv, mantengin komputer, atau tidur. Dan itu
semua bosenin, kecuali tidur. Tapi ibuku bilang ora elok bocah wedok esuk-esuk
turu. Karena aku mau jadi cah wedok sing elok, oke manut sama ibuk.
Nah
jadinya suwung kan. Akhirnya obrak-abrik rumah deh. Yah, menjelajah tiap sudut seperti dulu. Dan benda bersejarah itulah hasilnya. Buku kecil menyerupai buku
diary, karena sebenernya emang buku diary tapi aku pake nulis puisi.
Serius,
aku baru sadar kalo dulu suka nulis puisi. Baru nyadar juga kalo masih ada satu
lagi buku puisiku waktu SMP. Obrak-abrik tumpukan buku lagi deh, nyari
buku tipis yang masih aku inget sampulnya warna biru tua.
Ini
dia...
Haha...
puisi yang polos banget. Dan alay.
Mohon
jangan diketawain puisinya. Dimaklumin aja yaa, yang nulis kan anak kecil :P
Nih
contoh puisi yang alay:
Sengaja tulisannya kecil biar pada males baca.
(Sayyidatunnisa, 13 Januari 2010)
Sang mentari memandang
Betapa jauh hidup kujalani
Bahagianya hidup di atas emas
Ombak lautan pun merasa
Pedihnya melangkah di atas duri
“Hidup ini indah
Hidup ini harum
Namun penuh duri”
Ucap sang mawar
“Pedih awalnya
Sakit rasanya
Indah akhirnya”
Teriak sang kupu-kupu
“Dingin terasa
Hangat tak lagi ada
Mekarlah bunga”
Nyanyian sang gerimis
Mawar memang benar
Kupu-kupu pun demikian
Apalagi gerimis
Mencari asa tuk temukan cinta
Mencari cinta tuk temukan bahagia
Mencari bahagia tuk temukan hidup
Itukah ku melangkah?
Bulan, bintang
Jalan yang becek, licin
Penuh tanjakan
Berbagai rintangan
Sudah kujalani
Sudahkah ku temukan hidup?
Cinta,
Yang kucari
Wahai kupu-kupu, dimanakah cinta
Wahai gerimis, kirimkan salamku padanya
Wahai angin, terpalah dia kemari
Wahai mentari, bersinarlah untuk cinta
Langit dan bintang
Itulah cinta impian
Pasir dan lautan
Itulah cinta harapan
Cinta,
Itulah cinta
Apalah artinya hidup tanpa bahagia
Apalah artinya bahagia tanpa cinta
Apalah artinya cinta yang tak hidup
2 comments
ndakan aku kudu tersenyum?
ReplyDeleteiya. haruss!
Delete