Bagi saya, rumah adalah surga.
Tempat berbagi kebahagiaan dengan orang-orang tercinta. Ketika kita merindukan mereka,
rumah lah tujuan kita. Ke manapun kita pergi, ke rumah kita akan kembali. Rumah
tujuan kita pulang.
Setiap menit-menit terakhir
bekerja, saya selalu terbayang rumah sederhana ini dengan penghuni harmonis.
Saya senang dengan rumah yang kami tempati sejak 8 tahun yang lalu ini.
Bangunannya tidak terlalu besar namun terdiri dari dua lantai. Lantai dasar kami
gunakan sebagai ruang tamu, dapur, tempat makan, kamar mandi, ruang kerja, garasi,
dan perpustakaan pribadi yang sederhana. Sedangkan lantai atas tempat kami
beristirahat dan berkumpul. Ada ruang keluarga dan tiga kamar tidur, dua untuk
masing-masing si kecil. Namun mereka lebih sering tidur bersama di salah satu
kamar. Kami tidak menggunakan satupun pendingin ruangan. Di siang hari, cukup
dengan membuka jendela, kami tidak akan merasa gerah. Malam harinya, bahkan
kami butuh penghangat ruangan.
Oh ya, ruangan paling belakang
kami gunakan untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
Kami tidak memasang pagar besi
yang tinggi dengan ujung atasnya lancip, apalagi tembok tinggi dengan kawat
berduri atau pecahan kaca menancap di sisi atasnya, untuk melindungi rumah
kami. Cukup kami tancapkan di setiap
sisi halaman rumah, kayu-kayu yang tidak lebih tinggi dari orang dewasa. Memang siapapun bisa
melewati pagar itu, tapi tidak pernah ada kasus kemalingan di kampung ini.
![]() |
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_13986_21.html |
Ya, kami tinggal di daerah yang
bisa dibilang desa. Dataran tinggi yang sejuk dengan kebun teh tempat bermain
anak-anak kami. Itu salah satunya saya menganggap rumah kami sempurna. Rumah
kami memang nyaman, dengan bangunan bercat putih bagian luarnya, dan halaman
yang hijau. Sebagian besar halaman rumah ditumbuhi rumput jepang, terutama
halaman depan. Di halaman depan bagian kanan berhimpit dengan bangunan,
terdapat kolam ikan yang dikelilingi pot tanaman hias. Sedangkan bagian kiri
terdapat tanaman hias berukuran besar
dan 2 buah pohon cemara.
Halaman samping dan belakang
adalah kebun. Anak-anak paling suka disuruh memetik sawi di kebun belakang.
Kadang mereka tak sabar menunggu masaknya anggur-anggur di kebun samping. Atau
bermain ayunan di bawah pohon apel.
Seringkali saya merasa bangga, di
tahun 2029 seperti ini, saya masih bisa tinggal di rumah dengan halaman lebih
luas daripada bangunannya.
Oh ya, sampai lupa, sudah cerita
panjang lebar begini saya belum memperkenalkan diri.
Jadi, perkenalkan, saya Nisa, ibu
rumah tangga yang berkarier. Memiliki dua anak, yang pertama cewek, kelas 3 SD.
Sedangkan adiknya laki-laki baru masuk SD beberapa bulan yang lalu.
Ya, walaupun berkarier, saya
adalah ibu rumah tangga. Karena kami tidak memiliki pembantu. Untuk bersih-bersih
rumah, kami melakukannya bersama. Sedangkan memasak, saya mempelajarinya
seiring adaptasi saya sebagai seorang istri.
Yang jelas saya senang dengan
keseharian saat ini. Keluarga bahagia dengan dua malaikat kecil yang lucu-lucu,
dan suami yang saya idamkan. Juga tempat tinggal nyaman dengan tetangga-tetangga
yang ramah.
Bukan bermaksud apa-apa saya
menuliskan ini, hanya sekadar cerita. Dan sepertinya sudah cukup panjang cerita
saya ini. Jadi cukup sekian, terima kasih sudah membaca. Dan mohon maaf bila
ada kata yang salah atau menyinggung. Salam.
0 comments:
Post a Comment